Prinsip – prinsip organisasi
Prinsip-prinsip organisasi banyak
dikemukan oleh para ahli, salah satunya
A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalambukunya “Organization of Canadian Government Administration” (1965),
bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi :
1. Organisasi
Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas
Organisasi dibentuk atas
dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin suatu
organisasi tanpa adanya tujuan yang jelas. Misalnya, organisasi pelayanan kesehatan seperti
rumah sakit dan puskesmassebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin
lain, memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.
2. Prinsip Skala
Hirarkhi
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang
jelas daripimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapatmempertegas
dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban,dan akan menunjang
efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
3. Prinsip
Kesatuan Perintah
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah
atau bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.
4. Prinsip
Pendelegasian Wewenang
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan
terbatas dalam menjalankanpekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian
wewenangkepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapatmenjamin
tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian,wewenang yang
dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilankeputusan, melakukan hubungan
dengan orang lain, dan mengadakantindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu
kepada atasannya lagi.
5. Prinsip
Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan tugasnya setiap
pegawai harus bertanggung jawabsepenuhnya kepada atasan.
6. Prinsip
Pembagian Pekerjaan.
Suatu organisasi, untuk mencapai
tujuannya, melakukan berbagaiaktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut
dapat berjalan optimalmaka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan
kepadakemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasandalam
pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasianwewenang, pertanggung
jawaban, serta menunjang efektivitas jalannya.
Budaya
Organisasi
Perilaku
dan Budaya menampakkan kepribadian dari
organisasi tersebut. Sebuah organisasi tanpa disadari memiliki budaya
organisasi. Dalam organisasi formal, budaya organisasi perlu didefinisikan dari
nilai-nilai dominan yang muncul yang kemudian ditetapkan sehingga membantu
keefektifan organisasi tersebut.
Budaya organisasi
meliputi:
1.
Pola kepercayaan
2.
Simbol-simbol
3.
Ritual dan Mitos
4.
Nilai praktis
Untuk menemukan budaya
organisasi, perlu dipahami dari berbagai sumber antara lain:
1.
Cerita : sejarah, ruang lingkup usaha/kegiatan, hubungan
usaha, orang-orang penting, dsb
2.
Ritual : kegiatan-kegiatan yang secara rutin / sering
dilakukan misal pemilihan ketua, pemberian hadiah, dll
3.
Simbol material : benda atau perangkat yang sering digunakan
Budaya organisasi pada
akhirnya akan menunjukkan identitas organisasi tersebut baik untuk dikenali
secara internal maupun eksternal.
Glaser
menyatakan bahwa budaya organisasi seringkali digambarkan dalam arti
yang dimiliki bersama. Pola-pola dari kepercayaan, simbol-simbol, ritual-ritual
dan mitos-mitos yang berkembang dari waktu ke waktu dan berfungsi sebagai
perekat yang menyatukan organisasi. Beraneka ragamnya bentuk organisasi atau
perusahaan, tentunya mempunyai budaya yang berbeda-beda hal ini wajar karena
lingkungan organisasinya berbeda-beda pula misalnya perusahaan jasa, manufaktur
dan trading.
Menurut Nawawi yang dikutip dari Cushway B dan Lodge D,
hubungan budaya dengan budaya organisasi, bahwa “budaya organisasi adalah suatu
kepercayaan dan nilai-nilai yang menjadi falsafah utama yang dipegang teguh
oleh anggota organisasi dalam menjalankan atau mengoperasionalkan kegiatan
organisasi”. Sedangkan Nawawi yang dikutip dari Schemerhom, Hurn dan Osborn,
mengatakan “budaya organisasi adalah suatu sistem penyebaran keyakinan dan
nilai-nilai yang dikembangkan di dalam suatu organisasi sebagai pedoman
perilaku anggotanya”.
Menurut Moorhead dan Ricky, memberikan
definisi budaya merupakan kumpulan nilai-nilai yang membantu anggota organisasi
memahami tindakan yang dapat diterima dan mana yang tidak dapat diterima dalam
organisasi. Nilai-nilai tersebut biasanya dikomunikasikan melalui cerita-cerita
atau simbol-simbol lain yang mempunyai arti tertentu bagi organisasi.
Menurut Triguno, bahwa “budaya
organisasi adalah campuran nilai-nilai kepercayaan dan norma-norma yang
ditetapkan sebagai pola perilaku dalam suatu organisasi.
Dari berbagai definisi budaya organisasi yang telah
dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya perusahaan adalah
sistem nilai-nilai yang diyakini oleh semua anggota perusahaan dan yang
dipelajari, diterapkan, serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi
sebagai sistem perekat, dan dapat dijadikan acuan berperilaku dalam perusahaan
untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.